Tanggal 5 Juni 2024, bertempat di SMAK Yos Sudarso Batu, Perwakilan LPSDM Serva Minora, Dr. Hipolitus Kristoforus Kewuel dan Fr. M. Agustinus, BHK berdiskusi dengan Ketua dan Pengurus Yayasan Sanata Bhakti Passio untuk membicarakan beberapa hal terkait penataan dan tata Kelola organisasi baik di Tingkat Yayasan maupun di tingkat sekolah-sekolah yang ada di bawah naungannya.
Ketua Yayasan Sanata Bhakti Passio, Sr. Edit, CP dalam pengantarnya memberi gambaran tentang situasi tata kelola Yayasan yang dipimpinnya. Diakuinya, selama ini Yayasan berjalan seadanya dengan tugas pokok menaungi 6 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia (3 TK di NTT, 1 TK di Kalimantan, 1 SMP di Kalimantan, dan 1 SMA di Kota Batu).
“Tugas kami selama ini hanya sebatas mengontrol sekolah-sekolah tersebut untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ada. Kami belum memiliki konsep-konsep tata kelola yang baik untuk membuat sekolah-sekolah ini berkembang secara kompetitif dengan sekolah-sekolah lain. Kami sedang bekerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan hal-hal itu. Kami berharap, Serva Minora bisa menjadi partner bagi kami dalam melakukan pembenahan-pembenahan ini, harapnya.
Kepala SMAK Yos Sudarso, Batu, Sr. Petronela, CP yang juga hadir dalam kesempatan ini mengungkapkan berbagai kendala yang dialaminya dalam menangani sekolah ini. Dia mengungkapkan berbagai kendala mulai dari semakin berkurangnya siswa, minimnya support dana, sampai kualitas SDM guru yang lebih banyak mengeluh dan masa bodoh dengan pengembangan sekolah.
“Menurut saya, bapak ibu guru yang ada di sekolah ini memiliki tugas ganda; selain tugas mengajar dan mendidik, tetapi mereka juga perlu terlibat bersama yayasan dan sekolah untuk memikirkan pengembangan sekolah sebagai organisasi. Kondisi saat ini sangat tidak mendukung pengembangan sekolah sebagai organisasi,” tandasnya.
Menyadari kondisi ini, baik Ketua Yayasan maupun Kepala SMAK Yos Sudarso, Batu sepakat bahwa kondisi ini perlu ditanggapi untuk membawa Yayasan dan sekolah-sekolahnya ke arah yang semakin baik yang dimulai dari penataan organisasi dan tata kerjanya.
Dalam pemaparannya, Dr. Hipo menegaskan pentingnya beberapa perangkat dan aktivitas dasar yang perlu dipunyai setiap organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya.
“Sebuah organisasi itu perlu memiliki struktur organisasi dan tata kelola (SOTK) yang jelas. SOTK itu menjadi semacam rel bagi jalannya kereta. Tanpa rel, kereta tidak bisa berjalan. SOTK itu menjadi semacam panduan kerja bagi setiap orang yang terlibat dalam struktur organisasi. Maka, tidak boleh ada orang yang terlibat dalam organisasi tanpa peran,” jelasnya.
Fr. Agus menambahkan bahwa peran masing-masing orang itu perlu ada kedalaman. Tidak boleh sekedarnya karena kalau hanya sekedarnya, maka hasilnya juga hanya sekedarnya.
“Menurut saya, nilai tambah itu terletak pada komitmen masing-masing pribadi yang perlu dibangun bersama di dalam proses pengembangan organisasi. Pembangunan komitmen itu perlu didasarkan pada kapasitas masing-masing anggota sehingga dalam kerja organisasi tidak ada anggota yang merasa terbebani, tetapi sebaliknya semua anggota menikmati hidup melalui kerja dalam organisasi tersebut,” pungkasnya.